Sejumlah saham berkapitalisasi pasar (big cap) menjadi favorit investor pasar modal Indonesia. Ada yang sudah lama go public dan melantai dan ada juga yang baru manggung pada tahun lalu.

Saham emiten e-commerce dan ojek online PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) menjadi yang terbanyak dipegang investor saham RI, yakni 308,55 ribu investor per 30 Juni 2023.

Melantai sejak 11 April 2022, kini, per 4 Agustus 2023, saham GOTO diperdagangkan di Rp108 per saham.

Investor juga gemar berinvestasi di dua saham bank raksasa, yakni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). Jumlah investor BBRI mencapai 298,45 ribu dan BBCA 274,88 ribu.

Informasi saja, BBRI melakukan penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) pada 2003 dan BBCA pada 2000.

Selain BBRI dan BBCA, dua saham bank lainnya, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), juga masuk 10 besar emiten dengan investor terbanyak saat ini.

Investor BRIS mencapai 148,36 ribu dan BBNI 115,95 ribu.

Nama lainnya, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), yang masing-masing IPO pada 1997 dan 1982, juga menjadi saham ‘sejuta umat’. (Lihat tabel di bawah ini.)

Ukuran perusahaan yang besar, kinerja keuangan historis yang secara umum teruji dan prospek yang cerah menjadi alasan investor menggemari saham-saham tersebut.

Pertumbuhan Investor

Mengutip KSEI, pada 2012, BEI mulai menerapkan Single Investor Identification (SID) sebagai upaya untuk memastikan jumlah investor pasar modal. Sejak saat itu, jumlah investor saham RI melesat.

Tahun 2017 menandai jumlah investor BEI mencapai satu juta di mana empat tahun kemudian, jumlah tersebut meningkat hingga kurang lebih tujuh kali lipat.

Datangnya pandemi Covid-19 tak menyurutkan antusiasme para investor untuk membeli saham. Jumlah investor bursa hingga 2020 mencapai 3,9 juta.

Ini artinya, pertumbuhan investor pasar modal mencapai 3946 persen sepanjang 2012 hingga pertengahan 2023. Angka ini kemungkinan akan terus bertambah seiring dengan mudahnya berinvestasi.

Mengutip data KSEI, sebaran investor pasar modal didominasi oleh pulau Jawa sebesar 68,99 persen, pulau Kalimantan sebesar 5,28 persen, pulau Sulawesi sebesar 4,64 persen, pulau Sumatra sebesar 16,64 persen, Bali, NTB, dan NTT sebesar 3,40 persen, serta Maluku dan Papua sebesar 1,05 persen.

Secara total, penghimpunan dana dari pasar modal hingga 28 Juli 2023 mencapai Rp157,16 triliun, dengan jumlah emiten baru tercatat sebanyak 48 perusahaan.

Adapun, nilai emisi emiten yang melantai juga lebih tinggi dibandingkan pencapaian periode 2022 dan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara dan ke-4 global pada semester I/2023. (ADF)