Transformasi bisnis menjadi satu dari sekian banyak agenda yang dilakukan oleh emiten dalam mempertebal portofolio hingga pemasukan perusahaan. Langkah tersebut menjadi terobosan penting bagi perseroan ketika memasuki bisnis baru.
Tidak sedikit emiten yang akhirnya memutuskan untuk melakukan transformasi bisnis, mayoritas melakukan pergantian nama seperti yang dilakukan oleh Pantai Indah Kapuk Dua (PANI) maupun MNC Energy Investment (IATA).
Kebiajakan tersebut ternyata mampu mendorong peningkatan pendapatan, dan tentunya memperbesar perolehan laba bagi perseroan. Namun itu tak semua, sebab masih ada emiten yang sudah berganti nama dan mentransformasikan bisnisnya tetapoi masih mencatatkan rugi.
Berikut IDX Channel merangkum beberapa emiten yang sukses mentransformasikan bisnisnya:
PANI
PT Pratama Abadi Nusa Industri Tbk resmi mengubah nama perusahaan menjadi PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI). Keputusan ini resmi ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Senin (20/6).
Sebelum berganti nama, emiten ini bergerak dalam bidang industri macam-macam wadah dari logam berupa kaleng kemas, dan melalui anak usahanya yang bergerak di bidang pengolahan hasil perikanan dan cold storage.
Dengan pergantian nama tersebut, PANI kemudian beralih bisnis ke sektor properti. Ini dimulai saat entitas Agung Sedayu Group, yaitu PT Multi Artha Pratama (MAP) mengambilalih 328 juta saham PANI atau setara 80 persen pada 2021.
Usai melakukan perubahan nama emiten, PANI mencatatkan pra penjualan atau marketing sales sebesar Rp1,1 triliun pada semester I-2023. Capaian ini sebesar 53 persen dari target yang telah ditetapkan Rp2,1 triliun sepanjang 2023.
Khusus untuk torehan marketing sales kuartal II-2023, tercapai Rp602 miliar atau naik 13 persen dibanding kuartal I-2023 ini yang membukukan Rp543 miliar.
IATA
Didirikan sejak 1968, IATA sebelumnya bernama PT Indonesia Transport & Infrastructure Tbk. Emiten ini bergerak di bidang usaha pengangkutan udara niaga, dan resmi menjadi perusahaan publik sejak 13 September 2006.
Namun, pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) menetapkan pergantian nama dari PT Indonesia Transport & Infrastructure Tbk menjadi PT MNC Energy Investments Tbk. Namun demikian, kode saham emiten ini masih menggunakan IATA
Tidak hanya melakukan pergantian nama, perseroan juga mengubah kegiatan usaha utamanya dari perusahaan pengangkutan udara niaga dan jasa angkutan udara, menjadi investasi dan perusahaan induk, khususnya di sektor pertambangan batu bara.
Berkat pergantian nama tersebut, IATA sukses melipatgandakan pendapatan menjadi USD192,1 juta pada 2022. Angka tersebut melonjak 142,7% year-on-year (yoy) dari USD79,1 juta pada 2021 berdasarkan kinerja audit terbarunya.
Hasilnya, laba bersih IATA meroket hingga 604,7% yoy menjadi USD39,0 juta di 2022 dari USD 5,5 juta pada tahun sebelumnya.
Saat ini, MNC Energy (IATA) melaporkan pendapatan sebesar USD100,5 juta di Semester I-2023. Angka tersebut tumbuh 20,2% year-on-year (yoy) dari USD83,6 juta pada H1-2022.